Kader Partai & Karyawan Bosowa Gerogoti Perumda di Makassar, Dedi : Jangan Serakah -->
Cari Berita

Kader Partai & Karyawan Bosowa Gerogoti Perumda di Makassar, Dedi : Jangan Serakah

Burhan SJ
Senin, 15 September 2025



MAKASSAR, - Perusahaan umum daerah (Perumda) terus dikritik oleh sejumlah pengamat dan masyarakat di Kota Makassar. Ini disebabkan adanya kemunculan sejumlah nama-nama politisi juga karyawan aktif dari sebuah perusahaan besar milik pengusaha Aksa Mahmud bakal dinobatkan sebagai calon direksi di lima sektor Perusahaan BUMD yang dipimpin oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar nantinya. 


Dua pekan setelah Tim Seleksi (Timsel) dan Panitia Seleksi (Pansel) kiritikan tajam terus diarahkan kepada Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham yang notabene memiliki hubungan erat dengan para calon direksi di Perumda lingkup Pemkot Makassar tersebut. 


Pasalnya, ada sekitar 20 nama calon direksi yang dinyatakan lolos usai mengikuti serangkaian uji kelayakan dan kompetensi sebagai pimpinan perusahaan BUMD meski hasil seleksi belum pernah diumumkan oleh Timsel dan Pansel hingga sekarang.


Tak cuman itu saja, berbagai kecurigaan adanya dugaan tidak tranparansinya hasil skoring (nilai) 177 orang termasuk 33 orang yang telah lolos itu jadi tanda tanya besar oleh berbagai kalangan, lembaga dan pengamat yang memonitor ajang pencarian direktur kali ini. 


Direktur Duta Politika Indonesia (DPI) Dedi Alamsyah Mannaroi melayangkan kritikannya terhadap isu-isu yang belakangan ini meresahkan banyak masyarakat atas mundurnya budaya pemerintahan yang bersih dalam merekrut pimpinan Perumda di Kota Daeng. 


Dedi menuturkan kalau hal ini menunjukkan para pemangku dan orang yang terlibat dalam seleksi direksi Perumda tidak becus dan tidak profesional karena diduga meloloskan orang yang kini sedang merangkap jabatan di berbagai organisasi, perusahaan juga partai politik. 


"Yang pertama saya mau bilang, ada namanya etika karena itu diatas segalanya atau pun didalam agama. Kalau sudah menjabat sebagai bendara parpol atau organisasi jangan jadi direksi. Enggak boleh serakah," kritik Dedi saat diwawancara. Minggu (14/9/2025). 


Ketakutan banyak pihak yang dikatakan Dedi adalah adanya pemanfaatan jabatan bagi kader partai politik, karyawan perusahaan dan anggota organisasi untuk menguntungkan pihak tertentu karena ingin merangkap jabatan sebagai direksi Perumda nantinya. 


"Nah yang begini lah membuat orang berpikir jangan sampai mereka menjabat direksi Perumda karena ingin menghidupi organisasinya kayak subsidi silang. Enggak tahu ambil duit dari mana," katanya. 


Ia pun mengingatkan kepada Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin agar menjadi kepala daerah yang pro terhadap keluhan-keluhan terhadap kepentingan masyarakat banyak yang dia pimpin sekarang. Katanya, orang nomor satu tersebut harus mengambil keputusan tegas dengan adanya kritikan, keluhan dan keluhan akibat proses seleksi calon direksi Perumda tersebut. 


"Harusnya Wali Kota (Munafri Arifusdin) ini harus mengambil langkah serta menerapkan aturan tegas. Buat pengurus partai yang lolos jadi direksi Perumda harus mundur karena itu baru profesional," cetus pria dengan akronim Abangda ini. 


"Gimana ceritanya itu, dia (Andi Ryan Adriyanto) bendara Golkar terus Wali Kota-nya Ketua Partai, gimana ceritanya itu?. Saya hanya berpikir para pengurus Parpol itu hanya mengejar setoran. Bedain kejar target dengan setoran," tambahnya. 


Berikut nama-nama calon direksi Perumda di Pemkot Makassar yang dahulu menjadi tim pendukung Munafri Arifuddin - Aliyah Mustika Ilham di Pilkada Makassar 2024 lalu dari hasil penelusuran berdasarkan susunan nama calon direksi yang diumumkan oleh Pansel dan Timsel Perumda lingkup Pemkot Makassar. 


Perumda Air Minum (PDAM) 

Afdalyana Rachman (Ketua Perindo) 

Januar Jaury Darwis ( Demokrat) 

Amir Hamzah Kamir (Plt Perumda Air Minum/Bosowa) 

Wirdah Fauzah (Golkar)

Salahuddin Kasim (Bosowa) 

Perumda PD Parkir 

Adi Rasyid Ali (Eks Ketua DPC Demokrat Makassar/Plt PD Parkir) 

Christopher Aviary (Demokrat) 

Andi Ryan Adriyanto (Bendahara Golkar) 

Affandi Ibrahim (Golkar) 

Muharram Majid (Golkar) 

Syafri Hamid (Bosowa) 

PD Pasar Makassar Raya 

Ali Arief Gauli (Golkar/Bosowa) 

H. Irfan Darmawan (Golkar)

Rusli Patara (Demokrat)

Aimansyah (Bosowa) 

PD Terminal Makassar Raya 

Lisdayanti Sabri (Demokrat/eks Anggota DPRD Makassar) 

Wawan Purnawan (Bosowa) 

Elber Makbul Halim (Golkar) 


Melihat sederet nama calon direksi yang diloloskan tersebut lagi-lagi Dedi sampai gelengkan kepalanya karena menduga kalau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar membuka lebar keran sikap keserakahan karena sejumlah bekas Tim Pendukungnya ikut lolos dalam seleksi baru-baru ini digelar oleh Pemkot Makassar. 


"Dan rata-rata orang dari non Parpol (ikut seleksi) jauh lebih berkualitas. Terus ada lagi karyawan Bosowa, karyawan perusahaan swasta. Kok saya jadi berpikir ini kalau Wali Kota kayak memberikan mereka duit untuk berserakah," pungkasnya. 


Diketahui, proses seleksi calon direksi Perumda kali ini bertentangan dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 54 tahun 2017. Meski pun para calon ini belum diumumkan secara resmi dan mengantongi surat keputusan (SK) dari Wali Kota Makassar untuk nantinya dilantik (defenitif) hingga kini pro dan kontra masih terus diperbincangkan berbagai kalangan yang merasa melanggar aturan tersebut.